Saturday , 27 April 2024

Merasakan Kelezatan Jamu Tradisional di Desa Wisata Kiringan, Yogyakarta

Jamu, sebuah minuman tradisional yang kaya akan khasiat dan nilai budaya, dapat dinikmati dengan mendalam di Desa Kiringan, Yogyakarta. Desa Wisata Kiringan, yang terletak di Bantul, Yogyakarta, terkenal sebagai pusat perajin jamu dengan 132 pengrajin jamu yang aktif memproduksi minuman tradisional.

Detikcom melakukan kunjungan ke Desa Wisata Kiringan baru-baru ini untuk mengeksplorasi keunikan desa jamu ini. Salah satu perajin jamu yang kami temui adalah Murjiati, seorang perajin jamu dan ketua Koperasi Jamu Kiringan. Ia menghasilkan jamu dengan merek “Riski Barokah.”

Di rumahnya yang sederhana, setiap hari Murjiati membuat jamu yang kemudian dijual di Pasar Imogiri. Dengan setia, ia menyediakan sekitar 100 porsi jamu setiap hari untuk pelanggannya yang setia. Jenis jamu yang dijual bervariasi, mulai dari kunyit asam, beras kencur, hingga uyup-uyup. Murjiati bangga karena jamu yang dihasilkannya tetap mempertahankan resep warisan nenek moyangnya.

“Saya merupakan penjual jamu yang mewarisi tradisi nenek moyang. Nenek saya mulai menjual jamu sejak tahun 60-an. Setelah nenek saya, giliran ibu saya. Dan setelah ibu saya, saya meneruskan. Saya sudah berjualan jamu sejak tahun 1985, mulai dari usia 15 tahun,” kenangnya.

Baginya, kunci resep jamu leluhur adalah menggunakan bahan-bahan alami tanpa tambahan pengawet. Dengan racikan alami ini, manfaat kesehatan dari jamu dapat maksimal dirasakan.

“Semua perajin jamu di Dusun Kiringan tidak menggunakan pengawet sama sekali. Kami membuat jamu segar dan instan (kemasan seduh) secara alami, dengan bahan herbal. Tidak ada bahan tambahan yang digunakan untuk pengawetan. Semuanya benar-benar alami,” jelasnya.

Pengalaman minum jamu di Desa Kiringan menjadi lebih unik karena menggunakan batok kelapa sebagai wadahnya. Sensasi minum jamu secara tradisional ini menambah kesan menyenangkan, terutama dengan latar belakang sawah pedesaan yang menyejukkan.

Rasa jamu kunyit asam yang segar dan khas menjadi pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan jamu-jamu yang umumnya dijual di Jakarta. Dominasi rempah-rempah daripada manisnya gula membuatnya menjadi pilihan yang lebih menyegarkan. Setelah menikmati sebatok jamu, tubuh terasa lebih bugar.

Harga sebatok jamu berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000, tergantung jenis jamu yang dipilih. Selain menyediakan jamu segar, Murjiati juga memproduksi jamu instan dalam kemasan yang dapat diseduh kapan saja. Sebotol jamu instan dihargai sekitar Rp 15 ribu.

Check Also

Embung Langensari, Wisata Gratis Menyenangkan Menanti Senja di Yogyakarta

Embung Langensari, sebuah waduk penampung air di tengah kota Yogyakarta, menjadi destinasi menarik bagi warga …